Masih
kulineran seputar Jepang nih :D. Untuk jenis makanan satu ini pasti sudah tidak
asing lagi di telinga kita, yaa sushi. Akhir-akhir ini memang banyak tempat
makan di Indonesia yang menawarkan menu spesial asal Negeri Sakura ini, dari
restoran mahal sampai warung kaki lima pun ada. Berbagai macam harga juga
banyak ditawarkan. Untuk restoran mahal biasanya bermain dengan harga, namun
cita rasanya sesuai dengan harga yang ditawarkan (ono rego ono rupo) dan umumnya “penampakan” sushi-nya hampir sama
dengan negara asalnya. Sedangkan sushi yang dijual di warung kaki lima tentunya
memiliki harga yang lebih bersahabat dengan kantong namun rasanya juga gak
kalah enak, ya walaupun terkadang “penampakan”-nya tidak 100% sama dengan aslinya
(banyak modifikasi) karena pada umumnya sushi di Indonesia tentunya sudah
disesuaikan dengan “lidah orang Indonesia”. Oke, cukup untuk pendahuluan. Kali ini,
saya mau kulineran sushi di negara asalnya, ya Negara Jepang :).
Kebanyakan
restoran sushi di Jepang menyajikan sushi dalam piring-piring kecil (biasanya
berisi dua buah sushi) yang diletakkan berjalan bebas di tempat berjalan/
semacam kereta otomatis (haduh susah ngomongnya hehe). Jadi selama piring-piring
sushi berjalan, konsumen bisa memilih sushi yang diinginkan, tinggal “comot”
aja :D. Namun, jika sushi dengan neta/
lauk yang diinginkan tak kunjung datang, konsumen bisa memesan langsung melalui
layar lcd yang ada di tiap meja. Dan biasanya
sushi yang dipesan akan diantarkan langsung ke depan meja sang konsumen dengan
menggunakan miniatur kereta shinkansen,
yuhuuu bisa langsung dimakan tuh.
|
Piring-piring sushi berjalan |
|
Layar lcd tempat memesan sushi |
|
Miniatur kereta shinkansen pembawa sushi pesana |
Kalau
bisa dibilang “sushi asli” menurut saya ya sushi dengan neta (lauk) berupa ikan/ daging mentah. Karena rasa keingintahuan
yang tinggi, namun tidak diimbangi dengan kesadaran diri bahwa lidah saya asli lidah
Indonesia, jadinya ya saya tetep kepengin nyobain sushi dengan neta mentah (*loh). Ketika piring-piring
sushi lewat, piring pertama yang saya ambil adalah sushi cumi mentah. Jreng-jreng,
liat pertama kali bentuknya masih segar gitu, dan yang jelas kenyel-kenyel. Langsung
deh saya lahap, HAP, daaannn....kalau dibilang rasanya biasa aja, kalau
diibaratkan makan makanan ini seperti kita lagi motong daging ayam/ sapi mentah
yang mau dimasak menggunakan pisau รจ ALOTTT!!! Huaaaa... ya sudah risiko
saya mengambil makanan ini ya harus dihabiskan, untung cuma dua biji hihihi. Karena
kapok makan yang mentah, akhirnya untuk piring-piring selanjutnya saya lebih
memilih sushi dengan neta serba
goreng saja. Saya nyobain udang goreng dan cumi (kalau gak salah :p). Kalau secara
keseluruhan emang bumbunya kurang (kurang asin) saya bilang, tapi sepertinya
memang hampir semua restoran sushi di Jepang menyajikan sushi dengan rasa yang
sedikit “hambar”, karena makan sushi biasanya dengan cara “dicocol” atau
dicelup di kecap asin yang disebut shoyu. Jadi kalau mau makan sushi yang
nikmat, jangan lupa “dicocolin” ke shoyu :D.
Untuk
masalah harga, satu piring sushi bisa dibanderol seharga 100¥-an ke atas,
bergantung jenis lauk/ neta yang
dipesan. Dan biasanya untuk melihat perbedaan harga dari masing-masing lauk
adalah dengan melihat warna dan jenis piring yang digunakan. Misalnya saja
semua sushi dengan warna piring kuning, harganya sama. Berbeda dengan sushi
dengan piring berwarna merah, tergantung kita deh mau pilih sushi yang mana. Orang
Jepang sendiri pada umumnya bisa menghabiskan ±8-10 piring sushi untuk sekali
makan (saya lihat langsung orang-orang sekitar), tapi kalau saya cukup 5 piring
saja sudah kenyang :9. Nah, ketika sudah selesai makan, kita tinggal pencet
tombol yang ada di meja tiap konsumen lalu waiter/s
akan segera datang ke meja kita dan menghitung banyaknya piring yang kita
habiskan disesuaikan dengan warna dan jenis piring sushi tentunya. Lalu tinggal
bayar deh ke kasirnya :D.
|
Sushi dengan berbagai macam neta/ lauk |
|
Piring-piring sushi yang kosong |
2 comments:
Makan terus yak? Heheheh mumpung belum puasa...
kan makannya 3x sehari (sebelum puasa) hehehe,,
thx dah mampir blog saya :)
Post a Comment