Powered by Blogger.
RSS
Container Icon

Roti Tawar Goreng Isi Ragout


Berdasarkan resep ragout dari kakak saya di resep Pie Udang, saya jadi berkeinginan untuk berkreasi ragout lagi. Karena ragout biasanya untuk isian risoles yang notabene sudah banyak yang bikin, maka saya terinspirasi membuat si ragout ini untuk isian roti tawar yang di digoreng (dilapisi bread crumb/ tepung roti) dan tentunya sangat mudah dilakukan (kebetulan lagi saya suka banget sama roti tawar :D). Ini dia resepnya: (*sekali lagi maaf gak ada takaran pastinya, karena bikinnya kira-kira aja, buat berapa porsi tergantung kebutuhan :D)

Bahan utama:
·      1 bungkus roti tawar berkulit bentuk persegi (bisa pakai roti tawar tanpa kulit juga, tergantung selera)
·      Bread crumb/ tepung roti secukupnya
·      Telur secukupnya  
·      Minyak goreng secukupnya

Bahan ragout:
·      1 buah wortel ukuran sedang dipotong dadu kecil
·      2 buah Sosis sapi/ ayam
·      Daun bawang secukupnya
·      2-3 siung bawang putih diiris tipis
·      2-3 sdm tepung terigu
·      Susu cair ±200ml
·      Garam secukupnya
·      Penyedap rasa seculupnya
·      Minyak goreng secukupnya

Cara membuat:
1.    Tumis bawang putih hingga harum, lalu masukkan wortel dan daun bawang
2.    Setelah wortel agak empuk, lalu masukkan sosis
3.    Kemudian masukkan tepung terigu dan susu cair sedikit demi sedikit hingga campuran mengental
4.    Tambahkan garam dan penyedap rasa, campurkan hingga merata, lalu sisihkan
5.    Potong roti tawar menjadi dua bagian berbentuk segitiga
6.    Lalu masukkan ragout sebagai isian roti tawar
7.    Celupkan ke dalam kocokan telur, lalu lapisi dengan bread crumb/ tepung roti
8.    Goreng hingga berwarna kuning kecoklatan
9.    Roti tawar goreng isi ragout siap disajikan :)

Waktu saya bikin resep ini jadinya ±18 buah, bikinnya cepet dan praktis, mengandung vitamin dari wortel, karbohidrat dari roti tawar, protein dan lemak dari susu dan sosis. Cocok jadi alternatif menu berbuka, selamat mencoba :).  

Resep by: Rahajeng Ayu Prasanty ;)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kulineran Pasta Lagi! @Omah Pasta Jogja


Yuk mari kulineran pasta lagi. Setelah kulineran pasta di Negeri Sakura, sekarang gilirannya nyobain pasta tapi di negara sendiri, khususnya di Kota Jogjakarta. Pasta emang lagi booming-boomingnya di Jogja, dari harga murah ampe harga mahal semuanya ada. Kalau resto yang satu ini bisa dibilang “kelas menengah” lah :D. Bertempat di jalan Tamansiswa 56, bersebelahan persis dengan Hotel D’Cokro, sebelah kanan jalan kalau dari arah utara ntar keliatan plang “Omah Pasta” seperti gambar di atas.
Waktu itu saya emang lagi janjian ketemuan sama temen SMA saya, sebut saja Ifah, Nana, dan Cindy. Karena Cindy yang tak kunjung datang akibat ada tambahan kuliah seusai jaga sebagai asdos, akhirnya kami bertiga memesan makanan duluan. Berbagai macam pasta berupa spaghetti, macaroni, fettucini, dll ada. Waktu itu saya memesan cheesy freezy (20k), sedangkan Ifah dan Nana memesan bolognese (17k).  Untuk minuman saya memesan shirley temple, dan lagi-lagi pesanan Nana & Ifah sama yaitu dark choco frappe. Oiya kata waiter-nya kalo pesen cheesy freezy agak lama datengnya coz masaknya emang cukup lama (oke deh, untung saat itu saya lagi gak laper-laper banget :D).
Untuk tempatnya ada indoor dan outdoor. Untuk outdoor tentunya masih ada atapnya, cuma di luar ruangan aja sama kayak tempat masaknya/ dapurnya yang letaknya juga di luar ruangan. Sedangkan yang indoor saya kira ber-AC karena pintu penghubung antara indoor-outdoor ditutup, eh ternyata enggak -_-. Suasana indoor seperti resto-resto di hotel gitu, ada meja prasmanannya juga, jadi kayaknya bagian indoor ini bagian restonya si Hotel D’Cokro deh coz emang tempatnya bisa dibilang satu komplek ma Hotel D’Cokro, cuma sebelahan doank. Selain itu juga ada layar lcd-nya, bisa buat presentasi seminar juga mungkin yak.
Suasana indoor

Oke deh, akhirnya pesanan kami pun datang. Untuk cheesy freezy merupakan pasta maccaroni dengan taburan keju gitu di atasnya. Rasanya so-so lah, bagian pasta yang kena taburan keju jelas enak, kejunya kerasa, tapi bagian yang gak kena taburan keju jadi biasa aja. Sedangkan bolognesenya rasanya lebih enak, bumbunnya lebih kerasa ditambah rasa dari taburan kejunya juga. Untuk minumannya, shirley temple yang saya pesan merupakan minuman soda, rasanya mirip-mirip fruit punch gitu, seger deh. Kalau dark choco  frappe, semacam coklat milkshake dengan taburan oreo di atasnya, enak juga rasanya :D.
Makanan yang kami pesan
Minuman yang kami pesan
Giliran kami dah mau selesai makan, barulah si Cindy dateng -_-, pesenannya juga sama lagi, cheesy freezy & vanilla frappe (vanilla frappe mirip dengan dark choco cuma ini rasa vanilla). Hahaha, dan perkiraan makan buat empat orang yang sekitar 100ribuan lebih ternyata di bawah 100 ribu, murah kaann?? Kenapa-kenapa bisa begitu? Ternyata Omah Pasta lagi ada promo, buat pembelian satu macam pasta, gratis minuman satu (harga minuman sekitar 10-15 ribuan). Dan promo ini berlaku setiap hari Senin-Kamis pukul 13.00-17.00. Tapi sayangnya saya makan di sini bulan Juni lalu, entah bulan ini masih promo atau enggak, lagipula sekarang juga bulan Ramadhan kan, jam bukanya pasti juga beda, hehe. Yaa, bolehlah jadi salah satu pilihan tempat buber :).
Daftar menu makanan

Daftar menu minuman

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

"Mengintip" Kehidupan Jepang #4: Rumah Sakit Bersalin Jun Ladies Clinic di Toyohashi

Jun Ladies Clinic
Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi cerita mengenai rumah sakit bersalin di Jepang, khususnya di Kota Toyohashi, Prefektur Aichi. Rumah sakit ini bernama: Jun Ladies Clinic. Di negara Jepang, bagi wanita yang akan melahirkan pasti mendapatkan subsidi dari pemerintah. Banyaknya dana tersebut sebesar 420000¥ (empat ratus dua puluh ribu yen รจ satu yen setara 100 rupiah). Dana subsidi itu sendiri bisa nombok (membayar kekurangan dengan dana pribadi) tapi bisa juga malah sisa, hal ini bergantung dari jenis rumah sakit maupun klinik yang dipilih. Sementara Jun Ladies Clinic termasuk dalam kelas “bagus”, sehingga biasanya nomboki.   Mengapa pemerintah Jepang begitu murah hatinya membiayai biaya untuk bersalin ini? Alasan salah satunya “mungkin” untuk menarik minat orang Jepang supaya punya anak dikarena angka kelahiran di Jepang yang bisa dibilang cukup rendah. Alasan orang Jepang malas punya anak coz biaya hidup di Jepang yang sangat tinggi (salah satunya biaya pendidikan). *Lah udah disubsidi aja angka pertumbuhan penduduknya masih rendah, apalagi kalo gak disubsidi.... :O*. Selain itu dengan adanya subsidi dari pemerintah bisa “membantu” keluarga di Jepang dikarenakan memang biaya melahirkan yang tinggi, baik melahirkan secara normal maupun caesar.
Oke baiklah, kesempatan berkunjung ke Jun Ladies Clinic dikarenakan kakak saya yang melahirkan di tempat ini. Beberapa hal yang unik di tempat ini antara lain (sepertinya berlaku pula di beberapa rumah sakit bersalin di daerah lain):
1.    Timbangan bayi untuk memantau perkembangan bayi, yang diletakkan di luar kamar
Timbangan bayi ini sengaja diletakkan di luar kamar (terpusat di satu tempat), fungsinya untuk memantau perkembangan bayi dalam hal minum susunya apakah normal atau tidak. Setiap tiga jam, yaitu pukul 10, 13, 16, dst merupakan jadwal minum si bayi, baik ASI maupun susu formula. Jika yang dipergunakan susu formula, maka tinggal ditulis berapa ml susu yang bisa dihabiskan si bayi. Sedangkan kalau pake ASI, kita ‘kan gak tahu jumlah ml ASI yang diminum si bayi, maka sebelum dan sesudah minum ASI si bayi ditimbang berat badannya. Selisih berat badan sebelum dan sesudah minum ASI-lah yang jadi patokannya :). (Wah, kalo di sinetron Indonesia, data kayak gini bisa dengan mudah dimanipulasi tuh ma peran antagonis *korban sinetron >,<)
Timbangan bayi yang diletakkan di luar kamar
2.    Setelah makan, nampan berisi piring dan gelas kosong diletakkan di luar kamar
Berprinsip kemandirian, setiap ibu yang sudah selesai makan, nampan berisi piring, sendok, dan gelas yang sudah tidak dipakai diletakkan sendiri ke rak khusus di luar kamar (buat kegiatan si ibu juga selain di dalam kamar bisa jalan-jalan bentar ke luar kamar :D)
Rak tempat meletakkan nampan berisi piring, gelas yang sudah tidak dipakai

3.    Kasur lipat/ futon (baca futong)
Bagi penjaga si ibu / additional person atau keluarga yang nginep menemani si ibu disediakan futon alias kasur lipat (kayak di film Doraemon, si dora tidur di dalem lemari) yang diletakkan di dalam lemari, jadi kalau mau dipakai tinggal digelar di karpet kamar.
Futon yang diletakkan di dalam lemari
4.    Dinner spesial bareng suami
Di hari terakhir sebelum si ibu pulang ke rumah disediakan dinner spesial bareng suami yang bisa dibilang jatahnya bukan cuma buat dua orang tapi mungkin bisa buat tiga sampai empat orang (banyak banget makanannya >,< yang penting saya dapet jatah :p)
Menu dinner yang cukup buanyak
5.    Foto keluarga
Pihak rumah sakit juga menyediakan foto keluarga sekaligus pemberian album lucu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pie Gurih: "Pie Udang "


Bulan Ramadhan emang paling enak bereksplorasi dengan resep-resep baru untuk menu takjilan alias menu berbuka puasa. Untuk menu takjilan emang saya paling doyan sama camilan yang gurih-gurih, nah sama seperti resep yang akan saya bagi ini, resep ini saya peroleh dari kakak saya ketika saya berada di Jepang.
Pada umumnya pie berisi buah-buahan, dan adonan pie biasanya manis. Untuk resep ini, adonan pie-nya emang rasanya gurih karena memakai keju, check it out:

Bahan resep kulit pie keju:
·      75 gram margarin
·      1 butir kuning telur
·      ¼ sdt garam
·      1 sdt gula
·      150 gram terigu
·      25 gram keju parut

Cara membuat:
1.    Kocok lepas kuning telur, lalu tambahkan margarin, aduk hingga rata
2.    Kemudian tambahkan gula, garam, dan keju parut
3.    Lalu tambahkan terigu (disarankan mengaduk pakai tangan agar lebih mudah menguleni adonan) hingga terbentuk adonan yang masif dan tercampur rata
4.    Setelah adonan jadi, lalu bagi menjadi beberapa bagian. *Kalau kakak saya gampangnya adonan utuh dibagi 2, lalu masing-masing adonan yang telah dibagi 2 tadi dibagi 2 lagi. Terakhir masing-masing adonan dibagi lagi jadi 3 – tergantung juga sih mau bikin adonan sebesar apa :D*
5.    Tahap terakhir, adonan yang sudah dibagi-bagi lalu dioven deh. Kalau memakai oven yang sudah ada pengaturan waktu dan suhunya, suhu oven yang digunakan 1800 selama 25 menit, kalau memakai oven biasa (sumber panas dari kompor) ya bisa dikira-kira sendiri deh berapa lama waktunya sambil diintip warna adonannya sudah oke apa belum :P
Oya, untuk mencetak adonannya memakai cetakan adonan kembang yang biasa buat pie yaa :D
Adonan pie yang siap dioven
Kulit pie setelah dioven

       Nah, untuk isian pie-nya digunakan ragout, menurut kamus inggris-inggris di sini, ragout merupakan “A dish made of pieces of meat, stewed, and highly seasoned; as, a ragout of mutton or well-seasoned stew of meat and vegetables” atau gampangnya campuran daging dan sayuran yang diberi bumbu :D. Untuk resepnya, sayangnya kakak saya lupa takaran pastinya, jadi buatnya pakai hati (halah, hehehehe), jadi saya hanya akan memberikan bahan-bahan dan cara mambuatnya saja (tapi tenang aja, emang bikinnya pakai hati kok, perkiraan juga dink :p).

Bahan rogout:
·      Margarin untuk menumis secukupnya
·      Bawang putih
·      Ayam dipotong kecil-kecil
·      Garam, merica, bumbu penyedap
·      Daun bawang
·      Terigu secukupnya
·      Susu cair secukupnya juga :D

Cara membuat:
Tumis bawang putih hingga harum, lalu masukkan ayam, daun bawang, garam, merica, penyedap rasa, lalu terigu. Terakhir masukkan susu sedikit demi sedikit hingga adonan ragout kental.
Jreengg,, setelah ragout matang, lalu masukkan ke dalam kulit pie yang sudah jadi sebelumnya, tambahkan udang rebus dan beri hiasan daun peterseli dan irisan cabai merah, pie udang siap disajikan :D :D

Keterangan:
Sdt: satu sendok teh

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Wisata Sejarah ke 'Futagawa Shuku Honjin Museum'

Udah lama banget gak berwisata sejarah nih. Mumpung lagi di Jepang gak ada salahnya ‘kan wisata sejarah sejenak :D. Padahal kalau di Indonesia wisata ke tempat bersejarah biasanya buat foto-foto doank, tapi ya ini tetep ada foto-fotonya :p, sekalian belajar sejarah deh :D.
Jika para pembaca yang budiman sedang berada di Negara Jepang, khususnya di Kota Toyohashi, Prefektur Aichi, gak ada salahnya untuk mampir ke tempat ini. Tempat ini bernama Toyohashi City รจ Futagawa Shuku Honjin Museum. Tiket masuk dewasa seharga 400¥, sedangkan untuk student cukup bayar 100¥ saja. Sejarah museum ini kurang lebih seperti ini: Selama Zaman Edo (disebut juga awal zaman modern di Jepang), Tokaido merupakan rute terpenting yang menghubungkan antara Kyoto-Osaka. Baik orang, barang dagangan, maupun informasi melewati rute ini. Terdapat sekitar 53 stasiun peristirahatan sepanjang rute Tokaido, nah Futugawa Shuku merupakan stasiun peristirahatan ke-33 sepanjang rute ini. Di tempat ini, kita bisa menikmati pengalaman perjalanan di zaman Edo dengan mengunjungi Honjin (tempat tinggal raja) dan Hatagoya (tempat tinggal orang biasa).
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, di museum ini terdapat dua macam tempat tinggal, yang bernama Futagawa Shuku Honjin untuk para bangsawan dan Hatagoya “Seimeiya” untuk warga biasa. Dari 53 original Honjin, hanya tinggal dua yang tersisa, salah satunya adalah Futagawa Shuku Honjin ini. Sedangkan Hatagoya “Seimeiya” terletak di sebelah timur Honjin. Di tempat ini kita bisa melihat rumah jepang yang masih ‘asli’, berbagai macam peralatan dapur yang digunakan, sumur, dsb. kita juga bisa menikmati Matcha (teh hijau tradisional Jepang), dan yang paling menarik perhatian saya adalah kita bisa memakai pakaian tradisonal Jepang kimono maupun yukata secara gratis :D.

Sekilas tentang Futagawa Shuku Honjin dan Hatagoya “Seimeiya”

Beberapa peralatan dapur yang digunakan selama Zaman Edo

Untuk mencicipi matcha alias green tea-nya plus ‘sweet’ alias cemilan yang manis-manis karena untuk mengimbangi rasa si matcha yang super pahit (kalau saya pertama kali nyeruput malah berasa amis >,<), tiap orang wajib membayar 300¥, namun tidak setiap hari lho kita bisa menikmati upacara minum teh ini, karena hanya hari-hari tertentu saja seperti hari Sabtu, Minggu, dan hari libur (termasuk hari libur pengganti) pukul 10.30-16.00 saja kita bisa menikmatinya. Kalau upacara minum teh beneran sih ribet, dari cara duduknya yang harus tegak dan menduduki kedua kaki, seperti foto di bawah ini *tapi waktu itu gak ada upacara minum teh beneran*:

Atas: ibu-ibu yang bawain seperangkat matcha & sweet’, kiri bawah: cara meminum matcha duduk dengan tegak sambil menegak mangkok, kanan bawah: si ‘sweet’ berupa semacam mochi  

Yang paling menarik adalah saat kita bisa mencoba kimono atau yukata, saya dan kakak saya lebih memilih kimono karena jaraaannnggg banget bisa pake kimono gretongan :p, coz biasanya kimono digunakan untuk acara-acara tertentu yang biaya sewanya bisa mencapai jutaan rupiah tergantung dari corak, warna, maupun keperluan pemakaiannya. Perbedaan yukata dan kimono terletak dari banyaknya lapisan kain. Yukata hanya terdiri dari satu lapis kain, sedangkan kimono bisa berlapis-lapis antara 5 sampai 7 lapis. Selain itu pemakaian kimono juga lebih ribet (bahkan ibu-ibu yang mbantu pake kimono ampe kepanasan sendiri :p). Yang jelas, setelah kita “minjem’ kimono buat dipakai, kita bisa muter-muter seluruh area museum dengan memakai kimono tersebut sambil foto-foto di tiap spot yang unik dan oke punya :).
Berbagai macam yukata dan seperangkat aksesoris kimono maupun yukata

Pakai kimono dibantuin ibu-ibu yang malah kepanasan sendiri waktu makein :p 

 
Berfoto di berbagai macam spot museum

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...