Powered by Blogger.
RSS
Container Icon

Mencicipi Kenyalnya Udon

Yak, postingan kali ini masih seputar kuliner jepang (kayaknya bulan Juni dipenuhi postingan seputar jalan-jalan ‘n makan-makan nih, yihaaa seneng-seneng deh kita di bulan Juni :D :D). Ok, back to the topic @,@. Makan-makan kuliner jepang kali ini saya nyobain udon. Udon ini masih temenan sama soba di postingan yang lalu, yaitu sejenis mie yang terbuat dari tepung terigu-sama seperti mie-mie pada umumnya, namun bedanya udon ini memiliki ukuran yang super duper tebal (lebay dikit :p). Ketebalan udon pun rupanya memiliki standar tertentu lhoo, seperti yang saya kutip dari wikipedia: “Sesuai standar JAS, udon berbentuk bulat seperti pipa harus berdiameter di atas 1,7 mm, sedangkan udon berbentuk pipih harus memiliki lebar di atas 1,7 mm”. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat ketebalan udon di bawah ini:
Fokus ke ukuran udonnya ya, jangan cewek cilik unyu dibelakangnya yang sadar kamera XD
Nah, waktu itu kami makan udon di restoran suatu pusat perbelanjaan di dekat stasiun Toyohashi. Tipe restorannya pesan di depan, bayar, baru makan. Untuk makan udon ini biasanya ditemani dengan gorengan-gorengan berbagai macam makanan laut seperti ikan, cumi, gurita, dsb, serta berbagai macam daging-dagingan. Oke karena kami datang berbondong-bondong (halah super lebay, cuma 6 orang aja kok, 3 orang bocah ‘n 3 orang dewasa hehehe), jadinya kami mengambil gorengannya cukup banyak (ikan dibuat semacam tempura, gurita, dll-LUPA :p). Oh iya untuk 1 mangkok* udon dihargai 105¥, sedangkan harga gorengan berkisar antara 120-130¥ (baru kali ini tau ada harga gorengan lebih mahal dari harga makanan utama :O-yaeyalah gorengannya aja seafood, bukan tahu-tempe :p)   
 1 porsi udon
Gorengan (gurita & semacam tempura)
                                
Oke deh, langsung icip-icip. Kalau untuk udonnya, kenyal banget (mungkin karena pengaruh ukurannya yang tebel juga kali yaa..), kuahnya kalau dimakan barengan sama udonnya jadi kurang berasa (kurang asin), padahal kuah yang dipakai sama dengan kuah yang dipakai dalam soba mie (bisa jadi pengaruh orang yang masak beda) . Kalau gorengannya agak kurang asin juga, malah cenderung agak manis (campuran manis-gurih gitu deh). Kalau kebanyakan makan gorengan ini saya jadi eneg hehehe. Jadi emang pas kalau dimakan barengan sama udonnya, rasa manis-gurihnya si gorengan dicampur sama rasa dari udonnya jadi rame rasanya (nano-nano donk rasanya manis-asam-asin, rame rasanya, *malah ngiklan -___-). Yah, kalau dinilai makanan ini not bad-lah buat dicobain :D (selera juga sih, gue kan bukan Pak Bondan yang jago menilai makanan hohohoho).
Yang saya underline dari restoran ini (hampir sama di beberapa restoran Jepang) adalah setiap selesai makan, kita membersihkan sendiri meja yang telah kita pakai dan mengembalikan nampan berisi mangkok dan gelas kosong ke tempat yang sudah disediakan. Jadi sebelum dan sesudah makan meja tetap bersih :D.
Mariii makan :9
Satu paket udon+gorengan

*perhatian: hati-hati mengucapkan kata “mangkok” di negara ini, karena kalau salah bilang “mangkuk” bisa dikira alat kelamin wanita (FYI aja :D) 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...