Powered by Blogger.
RSS
Container Icon

"Mengintip" Kehidupan Jepang


 Suasana di Kansai International Airport

      Sabtu, 28 April 2012, pukul 21.00 waktu setempat. Alhamdulillah, pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Kansai International Airport, Osaka, Japan. Fiuhh, perjalanan yang cukup melelahkan, tetapi sungguh menyenangkan. Hal pertama yang saya lakukan setibanya mendarat di bandara adalah pergi ke toilet. Hmm..langsung deh, ndeso-nya saya keluar, di toilet bandara saya melihat WC alias watercloset-nya terdapat banyak macam-macam tombol otomatis, ada tombol khusus untuk buang air kecil dan buang air besar, nampaknya perbedaan ini dilihat dari besarnya tekanan air yang keluar. Tombol flush untuk buang air besar tekanannya lebih kencang dan menyebar, sedangkan tombol flush untuk buang air kecil tekanannya lebih kecil dan terpusat di satu titik *ini bisa-bisanya saya menyimpulkan sendiri loh hehe*. Selain itu juga ada tombol dengan simbol not balok alias simbol musik yang kalau dipencet tombolnya, maka akan mengeluarkan suara gemericik air. Kalau yang ini, menurut saya tombol ini berfungsi untuk meng-kamuflase suara yang dikeluarkan si pemakai toilet saat buang air besar, jadi bagi orang yang berada di sekitar toilet tersebut tidak tahu apa yang sedang dilakukan orang tersebut di dalam toilet *gak penting juga kali ya mau tau orang lain lagi ngapain di toilet hehehe*.  Nah, cukup untuk toiletnya. Seusai mengurus ini dan itu, akhirnya saya bertemu dengan kakak ipar saya yang menjemput saya, ibu saya, dan juga ibu mertua kakak saya. Begitu keluar dari airport menuju tempat parkir mobil, udara yang dirasakan pertama kali adalah silir-sembribit, yang saya kira angin yang berasal dari pendingin ruangan, tapi ternyata bukan, melainkan angin yang berasal dari udara lingkungan sekitar, karena kala itu memasuki musim semi yang udaranya sekitar <200C. Nah, sebelum melanjutkan perjalanan yang masih panjang ke kota Toyohashi, Prefektur Aichi yang jarak tempuhnya sekitar 3-4 jam, tentu saja, sesi foto dan video di bandara tak lupa dilakukan :D. Walaupun rasanya lelah, tapi mata belum bisa terpejam selama perjalanan Osaka-Toyohashi untuk melihat keindahan lampu-lampu jalanan , gedung pencakar langit, serta jet coaster dan bianglala yang menjulang tinggi. Dan pada akhirnya mata pun sudah tidak dapat diajak kompromi lagi. Bleg!
Toyohashi keesokan harinya...edisi jalan-jalan nih *tunggu postingan berikutnya yaa :D*. Sebelum jalan-jalan, kita “mengintip” seputar kehidupan di Jepang yang lain dulu yaa, hihihi. Seperti yang kita tahu selama ini, Negara Jepang merupakan Negara yang rapi, teratur, taat, ramah, dan mandiri. Hal ini saya buktikan sendiri ketika saya berada di negara ini. Hal tersebut antara lain, ketika saya diajak kakak saya belanja di supermarket. Saat membayar barang belanjaan di kasir, kalau di Indonesia ‘kan barang belanjaan dari keranjang belanja, dicocokkan barcode-nya lalu dimasukkan ke dalam kantok plastik oleh kasir, baru kita membayarnya. Nah, bedanya di Jepang adalah setelah pencocokan barcode barang belanjaan, lalu barang belanjaan tadi dimasukkan ke dalam keranjang belanja lain, lalu kita diberi beberapa kantong plastik untuk  dimasukkan sendiri. Jadi, setelah membayar barang belanjaan, lalu kita membungkus barang belanjaan kita sendiri dengan plastik yang telah diberi tadi di meja khusus untuk meletakkan barang-barang (intinya self services gitu), sehingga tidak mengganggu costumer lain yang ingin melakukan pembayaran. Satu hal yang saya kagumi dan saya pelajari di sini adalah kemandirian customer atas barang belanjaannya sendiri, serta kecepatan dan keramahan kasir yang super duper harus diacungi jempol 10 deh kalau cukup *pinjem jempol tetangga, hehehe*.
Selain itu, hal yang paling menarik perhatian saya adalah lalu lintasnya... hmmm W.O.W bangett, tertib dan teratur. Hal ini bisa dilihat dari jarak antar kendaraan satu dengan yang lain saat menanti lampu lalulintas-kah, atau hanya berhenti menunggu antrian mobil karena macet itu jaraknya bisa 2 hingga 3 meter loh, yah ibarat besarnya jarak antar mobil itu bisa di”seseli” motor 1 sampai 2 buah lah :D. Sedangkan untuk pom bensinnya, juga mandiri tentunya, kita ngisi-ngisi sendiri, ya walaupun ada pom bensin lain yang ada jasa “pengisi”nya juga sih, tapi untuk pom bensin seperti itu jatuhnya harga lebih mahal, karena ibaratnya kita “mbayar” jasa orang tersebut. Kalau untuk parkir, di daerah Toyohashi jaraangg banget tempat umum yang memberlakukan karcis parkir, baik di supermarket, mall, apotek, dll. Kalaupun ada biasanya di daerah stasiun. Karcisnya pun otomatis tanpa ada tukang parkirnya, jadi semacam kalau kita beli minuman di vending machine (mesin penjaja), ya pokoknya di Jepang nih banyakan serba otomatis deh :D. Hal lain yang saya kagumi dari negara ini adalah, hak para pejalan kaki di sini begitu dihargai sekali lhoo.
Nah, itu tadi beberapa pengalaman saya selama di Negara Jepang. Sebenarnya banyak sekali yang bisa kita pelajari dari beberapa hal yang sudah saya utarakan tadi. Ya walaupun tidak 100% kita bisa mengikuti sepenuhnya seperti kehidupan di Jepang sana, tapi paling tidak sifat dan watak mereka yang rapi, teratur, taat, ramah, dan mandiri bisa kita aplikasikan untuk diri kita sendiri :).      

Pengisian bensin secara mandiri
Pembayaran bensin yang akan diisi
Tempat membayar karcis parkir
Kalau parkirnya belum dibayar, alat di bawah mobil gak bakalan turun, jadi ga bisa kabur deh :p 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 comments:

Unknown said...

tekadang iri ya dek jeng, kok negara kita gak kaya negara lain. tapi semoga kekaguman kita sama negara lain bisa memotivasi untuk kelak kemudian hari bisa melakukian sesuatu untuk negara kita :)

Punya Rahajeng said...

iya mbak riii, apalagi sehabis pulang dr sana trus lihat keadaan sini terutama lalulintasnya, kayaknya miris bgt liatnya. Ya, semoga ke depannya dr hal yang paling kecil, dari diri kita sendiri bisa memulai melakukan perubahan, sehingga pada akhirnya kita juga bisa memberikan sumbangsih buat negara tercinta kitaa :D

Unknown said...

setelah membaca pengalaman mbak, saya jadi iri ingin kesana.. iia walaupun bagi saya cuma menghayal akan bisa kesana :(

Punya Rahajeng said...

Gak ada yang gak mungkin kalo kita mau berdoa & berusaha kawan :). Salah satunya bs coba ikut beasiswa monbukagakusho utk S1 ato S2, utk info coba cek di web kedubes Jepang, siapa tau ada jalan lhoo :D.
Anyway trims udh mampir blog saya :)

Tulang Lunak Gerobakan said...

Capricorn
21 Desember – 19 Januari
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Peruntungan: Kekhawaatiran memang sedang menyelimuti suasana hati

Anda saat ini namun Anda harap maklum karena memang sudah putaran

perbintangan Anda yang harus dihadapi dengan sikap tenang dan

kepala dingin agar tidak semakin terpuruk karena situasi yang ada.
---------------------

Saran: Ambil Paket Usaha ya MURAH, spt:
Paket Usaha Ayam Tulang Lunak "GEROBAKAN" merupakan
paket usaha kuliner yang mudah dijalankan,
murah & mempunyai tingkat pengembalian modal
yang sangat singkat. Hanya dengan Rp. 7.500.000,-
Anda sudah dapat menjalankan BISNIS KULINER
yang terbaik saat ini.

Anda akan mendapatkan :

Gerobak, peralatan masak bakar&goreng, kompor,
ATL perdana (+pepes) , brosur, spanduk, kaos dan
berikut training.

Silakan kunjungi web kami:

www.tulanglunakgerobakan.com

--------------------

Karir: Gunjingan dari orang lain jangan terlalu dipikirkan. Yang

penting Anda tidak pernah menyakiti siapapun.
--------------------
Kesehatan: Perhatikan posisi tidur Anda jangan sampai terkilir

ataupun timbul pusing di kala bangun tidur karena akan sangat

mengganggu kinerja Anda.
--------------------
Keuangan: Pengeluaran masih sulit untuk dibendung, walau begitu

tetaplah melakukan pengetatan.
--------------------
Asmara: Cobalah untuk lebih bersabar dan memAndang masalah dari

beberapa sisi, jangan hanya satu sudut pandang saja.

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...