Powered by Blogger.
RSS
Container Icon

Senyum Itu Kembali Merekah di Bibirku


Sekarang hari Kamis, berarti sudah empat hari ini aku bekerja mati-matian menyelesaikan draft skripsiku yang harus dikumpulkan hari Jumat, dan itu adalah esok hari. Tapi di tengah perjalananku menyelesaikan draft ini, tiba-tiba pikiranku mendadak kacau, terutama karena aku baru saja mendengar kabar bahwa tanggal maksimal nilai masuk maju satu minggu dari jadwal semula, dan ditambah lagi ada bagian pembahasan yang masih belum kukuasai betul sehingga untuk menuangkan alasan kenapa begini kenapa begitu masih berputar-putar di otakku. Fiuuhhh...lelah rasanya memikirkan semua ini sendiri. Di saat aku butuh suntikan semangat dari teman-temanku, ternyata mereka juga sama pusingnya denganku. Hmmm..”lil bit disappoint :(”, kupikir. Akhirnya kuputuskan untuk merebahkan raga dan jiwa yang lelah ini sejenak, siapa tahu setelah bangun nanti ada energi baru yang bakal muncul. 

Beberapa waktu berlalu, tiba-tiba aku terbangun dengan pikiran cemerlang tentang alasan pembahasan yang sempat tertunda tadi. “Alhamdulillah....”. Langsung kubuka laptop dan menulis semua apa yang ada dipikiranku. Bab 1-5 sudah selesai, besok akan segera kukumpulkan ke dosen pembimbingku. Malam ini pun aku lalui dengan perasaan sedikit tenang. Aku berniat esok berangkat awal untuk segera bertemu dosen pembimbingku dan menyerahkan draft skripsiku. 

Keesokan harinya, sekitar pukul 08.30 aku sudah berpakaian dan berdandan rapi untuk segera ke kampus dan bertemu Bu dosen untuk menyerahkan draft skripsiku. Sebelumnya aku sudah sms Bu dosen (Bu R) untuk janjian bertemu.  Sesampai di kampus, kutengok isi handphoneku apakah sudah ada sms masuk dari Bu R atau belum, dan ternyata balum ada balasan. Ya sudah, langsung saja kuhampiri ruangan Bu R di lantai 3, siapa tahu Bu R sudah standby di ruangan beliau. Dan ternyata saat aku tepat berdiri di depan pintu ruangan Bu R, terlihat pintu ruangan yang tergembok “Biasanya kan gak digembok, wah, jangan-jangan si Ibu gak ngampus hari ini”, kataku di dalam hati. Hmmm...untuk menenangkan hati ini, akhirnya kuputuskan untuk menunggu balasan sms dari Bu R. Segeralah aku beranjak dari depan ruangan Bu R menuju selasar di lantai 3 (tempat yang nyaman buat nunggu dosen). Di sana, ternyata ada Arfi dan Fiona yang juga sedang menunggu. Mengobrollah kami tentang kapan rencana ujian dan seputarannya. Aku yang lagi galau menunggu sms dari Bu R, lalu Fiona bertanya, “Lha kalo Bu A gimana Rahaj?”. Oiya aku lupa sms Bu A kalau aku mau menyerahkan draft ke Bu A juga. Akhirnya ku sms Bu A. Bu A yang tidak mesti selalu membalas sms dari mahasiswanya, kali itu langsung membalas sms dariku. “Letakkan di loker saya saja”. Lalu kubalas, “Baik Bu”. Dan beberapa saat kemudian, Bu A sms lagi “Kapan rencana ujian?”. Wow, aku sempat kaget waktu di sms seperti ini. Karena dulu sebelum seminar lab, Bu R pernah bilang kalau kira-kira jadwal ujian bisa tanggal 10 atau 11 Oktober, jadi aku langsung sms Bu A kalau rencana  ujian sekitar hari rabu atau kamis (tanggal 10 atau 11).  Oke sip, rasanya hati semakin tenang karena Bu A sudah mengiyakan jadwal ujian hari kamis pukul 14.00 atau lebih. “Sekarang tinggal menunggu keputusan dari Bu R”, pikirku. Beberapa jam telah berlalu dan sms dari Bu R yang kutunggu-tunggu sejak pagi tadi tidak muncul juga. Sekarang sudah jam 3, dan ini hari Jum’at, berarti jam kerja sudah selesai. Segera kuambil keputusan untuk menelpon Bu R. Di dalam pikiranku adalah apapun harus aku lakukan agar draft ini sampai ke tangan Bu R supaya bisa segera dikoreksi dan bisa segera menentukan jadwal ujian.   

“Tuutt...tuuutt...tuutt”. “Halo..selamat siang Bu”, kuawali percakapan via telpon dengan Bu R. Awalnya kuceritakan kondisi tentang jadwal nilai akhir masuk yang maju seminggu dar jadwal semula, lalu tentang keinginanku untuk menyerahkan draft yang sudah kubuat sepenuh jiwa ragaku. Niatku sebenarnya ingin ke rumah Bu R untuk menyerahkan langsung draftku ini, sampai si Ibu berkata, “Lha berarti kamu memaksa dosen untuk bekerja di akhir pekan?”. Ooopss, aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi sejak Bu R bilang begitu. Dan akhirnya Bu R menyuruhku untuk meletakkan draftku di lokernya supaya bisa diambil hari Seninnya. 

Fiuuhhh, hari yag cukup berat buatku, sesampainya di rumah, langsung kuceritakan semuanya ke Ibuku. Di tengah cerita kegalauan seputar jadwal ujian yang belum pasti, ternyata air mata ini sudah tak bisa kubendung lagi.....dengan penuh kesabaran Ibuku menenangkan diriku dan mengatakan, “Yang sabar nak, yang penting terus dicoba, tinggal menyerahkan semuanya ke Allah. Yang terbaik buatmu yaa..”. Setelah semua keluh kesah kuungkapkan, rasanya sedikit lega. Dari situ aku ambil hikmahnya, “Bu R baru ambil draftku hari Senin, sekarang masih hari Sabtu, berarti aku masih ada kesempatan buat meminimalisir revisi dari Bu R setelah baca draftku besok Senin”. Akhirnya kuputuskan untuk menggunakan weekend buat menyempurnakan draft yang ‘setengah matang’ ini lalu hari Senin aku harus sudah memasukkan draftku ini ke loker Bu R sebelum Bu R mengambilnya. Perfect! Good plan! Yak seharian di hari Minggu itu benar-benar kugunakan waktu buat menyelesaikan hal-hal kecil yang kurang seperti, tambahan tinjauan pustaka, judul tabel, judul gambar, hmm ternyata banyak juga yaa..mungkin memang ini jalanku disuruh membenahi hal-hal yang kelihatannya kecil seperti ini tapi cukup krusial. Oke deh, semakin semangat aku mengerjakan hal-hal ini, sampai tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 01.10 am. Dan tiba-tiba saja di tengah aku mengerjakan ini itu “PET” Laptop Toshiba kesayanganku mati!! Gelap semuanya. Saat akan kunyalakan lagi, tetap gelap, tidak ada display apapun. “Argghhh...kenapa tiba-tiba mati gini, padahal semua yang aku kerjakan tadi cuma disimpen di laptop ini, dan laptopnya gak mau nyala..!!!” Marah-marah tidak menyelesaikan masalah, dan akhirnya kuputuskan untuk memejamkan mata walaupun sebenarnya saat itu aku sama sekali tidak mengantuk, yah berharap saat aku membuka mata di keesokan harinya si laptop sudah baikan lagi.

Pagi harinya langsung kubergegas menyalakan laptopku lagi dan ternayata hasilnya masih sama, gelaaapppp!! Sudahlah, apa adanya saja yang aku kumpulin, toh ini juga sudah jam setengah 6, dan aku harus ke kampus sebelum Bu R membuka lokernya.

            Setelah draft apaadanyasamasepertiharijumatyangseharusnyamemangdikumpulhariitu kumasukkan ke loker Bu R, aku sudah gak bisa apa-apa lagi selain menunggu kabar dari Ibu dosen. Untung hari itu juga ada usen Ledy, jadi kalaupun tiba-tiba Bu R mengabari, aku sudah standby di kampus tanpa ‘geje’ melakukan sesuatu. Dan diluar dugaan, yang kemungkinan Bu R baru mengabari esok harinya, eh sekitar pukul 12 siang sudah ada sms dari Bu R.
Bu R    : Sepintas sy sdh lht draft skripsi
1 blm ada abstrak, daftar isi, daftar gambar, tabel
2 tdk ada no hal
3 gambar tidak berjudul
4 bab 2:.....
A         : iya baik Bu. Segera saya tambahkan, besok saya kumpulkan lagi Bu. Terima kasih
Bu R    : Siapa yang kamu pilih jd penguji?
A         : Mungkin Bu T blablabla.....dst
Si Bu R sudah memberi jadwal, dan anehnya sekarang malah aku yang merasa kewalahan karena berarti ujian akan dilangsungkan beberapa hari lagi, aku merasa belum siap. Segera aku telpon Ibuku untuk meminta saran. Dan tentu saja Ibuku berkata untuk langsung menerima hal itu, karena kesempatan tidak datang dua kali. Ok. Segera setelah meminta saran ini itu ke beberapa orang, langsunglah kutemui dosen penguji Bu X dan Bu X untuk mengatur jadwal ujian. Ternyata kedua dosen tersebut sibuk. Uupss, ada yang terlupa, Bu A justru belum aku tanyai lagi apakah beliau bisa menguji di hari kamisnya. Cuss, langsung kutemui Bu A untuk menge-fix-kan jadwal ujian. Setelah mengobrol panjang lebar dengan Bu A dan Bu R (via lisan maupun tulisan/ sms), akhirnya tidak ada kesesuaian jadwal dari kedua dosen tersebut. Fiuuhhh,, kalaupun ada kesesuaian jadwal, itu sudah di luar jadwal ujian terakhir yang telah ditetapkan oleh fakultas. Dan akhirnya dengan penuh penyesalan aku gak bisa ikut wisuda November.

Hari berikutnya aku benar-benar berasa seperti orang linglung yang gak punya semangat untuk menjalani hari. Seharian itu aku benar-benar hanya makan-tidur-nonton tv-geje abis pokoknya. Hal ini akibat keputusan tidak jadi wisuda November itu. Untungnya hari berikutnya semangatku sudah pulih kembali, di samping karena hari itu aku harus bertemu Bu R untuk diskusi draft yang sudah kumasukkan, toh berlarut-larut dalam kesedihan juga gak akan membaikkan keadaan. Yak, pukul 09.00 aku janji bertemu Bu dosen, dan dengan langkah tegap, aku sudah siap menerima segala masukan dari Ibu dosen. Sekitar satu jam aku berdiskusi dengan Bu dosen, dan rasanya setelah keluar dari ruang Ibunya adalah: LEGAAAAAAA. Pertama karena aku udah merasa ikhlas atas ketetapan yang terjadi, kedua aku masih dikasih kesempatan ma Allah buat lebih prepare lagi, dan ketiga karena Bu R walaupun perfeksionis, justru bisa ‘menggembleng’ aku untuk melakukan yang terbaik. Ya semua itu buat kebaikanku gitu.   

Aku semakin yakin bahwa Allah memberikan jalan ini ketika aku akan turun untuk melaksanakan sholat zuhur seusai bertemu dengan Bu R. Di dekat lift, aku bertemu Bu A, dan Bu A meminta maaf ternyata sms Bu A ke aku gak masuk di handphone-ku dan report bahwa smsnya tidak masuk baru sampai siang ini. Dan ternyata jadwal Bu A untuk ujian esok harinya bisa. Fiuhh..lantas aku berpikir, “Coba kalau sms Bu A sampainya sebelum aku ketemu Bu R, pasti waktu aku ketemu Bu R langsung aku ceritakan tentang jadwal ujian yang bakal dilangsungkan besok. Dan pastinya lagi aku akan bakal double stress dari sebelumnya karena ujian akan dilangsungkan esok hari, sementara persiapanku hanya sebatas ‘begini’ saja”.
Alhamdulillah, aku  hanya bisa berucap syukur dan syukur tiada henti atas semua yang terjadi.

 “Saat kita berdoa memohon apa yang kita inginkan, Allah akan memberikan bukan sekedar apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan”

~~ Sebuah cerpen curahan hati seorang mahasiswa tingkat akhir ~~



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...